Investasi BPJS Ketenagakerjaan Semakin Perkasa di Juli 2018

Hasil investasi yang diperoleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan semakin perkasa pada bulan Juli 2018. Hasil yang diterima pada waktu itu pun lebih besar dari pada tahun lalu, bahkan jauh melesat tinggi. Sampai Juli 2018, BPJS berhasil medapatkan hasil investasi sebesar Rp 17 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan 13,8 persen secara year on year (yoy).
Hasil investasi yang meningkat itu ternyata bukanlah kebetulan semata. Jumlah iuran yang meningkat dan strategi pengelolaan dana yang tepat menjadi pendorong hasil peningkatan tersebut. Selain itu, strategi perusahaan yang tepat dalam membaca likuiditas dan liabilitas dari setiap program yang dikelola juga menjadi kunci keberhasilan tersebut.
Tidak hanya itu, BPJS Ketenagaakerjaan membuktikan pencapaian mereka dengan mencatat rasio imbal hasil atau yield on investment (YOI) sebesar 8,99 persen yang hampir mencapai target akhir tahun sebesar 9 persen. Portofolio investasi tersebut terdiri dari surat utang 62 persen, saham 18,5 persen, deposito 8,5 persen, reksadana 10 persen dan investasi langsung 1 persen. Semua dana kelolaan tersebut diinvestasikan BPJS Ketenagakerjaan pada berbagai sektor.
Pihak BPJS Ketenagakerjaan mengatakan bahwa mereka akan terus memantau pergerakan pasar. Hal itu dikarenakan mereka memiliki target hasil investasi sebesar 32 triliun. BPJS Ketenagakerjaan menargetkan dana kelola sebesar Rp 367,88 triliun pada tahun 2018. Namun, pada bulan Juli 2018, mereka telah mengumpulkan dana kelola sebesar Rp 333 triliun.
Diperiode yang sama, jumlah peserta yang terdaftar mencapai 47,9 juta dengan peserta aktif 28,1 juta. Melihat hal itu, PT Hensel Davest Indonesia (HDI) ikut bangga. Hal itu karena HDI melalui platform DavestPay telah dipercaya pihak BPJS baik kesehatan maupun ketenagakerjaan sebagai salah satu opsi pembayaran iuran mereka. Kepercayaan tersebut membuat DavestPay selalu memberika pelayan terbaik bagi setiap penggunanya.